KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan” ini.
Makalah
ini kami susun selain
untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah, juga bertujuan untuk memberi
pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan.
Demikian makalah ini kami susun, tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing serta teman-teman
yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini sebagai karya manusia yang
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan
dari pembaca untuk pembenahan penulisan selanjutnya.
Sinjai, 12 Maret 2014
Kelompok
V
DAFTAR
ISI
Halaman Judul .......................................................................................... .... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Definisi
pertumbuhan dan perkembangan............................................ 3
B. Aspek
yang Mempengaruhi Pertumbuhan............................................ 8
C. Hukum-hukum
Pertumbuhan............................................................... 10
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 14
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran
.................................................................................................... 14
Daftar
Pustaka................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan
dan perkembangan ini sudah mulai sejak bertemunya sel telur dengan sperma dalam
kandungan sang ibu, kemudian lahir sampai dewasa.
Istilah
pertumbuhan dan perkembangan, meskipun saling melengkapi, sebenarnya mempunyai
arti dan makna yang agak berlainan. Pertumbuhan mengandung arti adanya
perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental, sedangkan perkembangan
mengandung makna pemunculan hal yang baru. Pada peristiwa pertumbuhan akan
tampak adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Misalnya
pohon mangga yang semula kecil menjadi besar adalah peristiwa pertumbuhan, anak
ayam kecil menjadi besar adalah perisiwa pertumbuhan tetapi perubahan dari
telur menjadi anak ayam adalah peristiwa perkembangan. Peristiwa pembuahan sel
telur dengan sperma dalam kandungan ibu sampai menjadi anak adalah peristiwa
perkembangan.
Dalam
proses perkembangan rohani terjadi perubahan yang terus menerus, tetapi
perkembangan itu tetap merupakan suatu kesatuan. Diantara masa masa
perkembangan adalah masa bayi, masa kanak-kanak,masa sekolah,masa remaja ( pubertas dan adolesen ), dan masa dewasa ini. Suatu hal yang
menggembirakan adalah adanya ahli psikologi yang mengemukakan tentang masa
sebelum lahir. Hal ini sangat bermanfaat walaupun pokok bahasanya masih
terbatas pada bidang kesehatan dan pendidikan. Dengan memperhatikan
perkembangan sebelum, berguna untuk mengarahkan perkembangan pada masa bayi
mendatang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana
definisi pertumbuhan dan perkembangan ?
2. Jelaskan
aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan ?
3. Sebutkan
hukum-hukum pertumbuhan ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dan manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Menambah
pengetahuan tentang definisi atau pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan itu.
3. Menambah
pengetahuan tentang prosesnya pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pertumbuhan dan
Perkembangan
1.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
diartikan perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari
pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dari
sempit menjadi luas dan sebagainya. Pertumbuhan pribadi sebagai perubahan
kuantitatif pada material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan material seperti sel, kromoson, butir darah, rambut lemak, dan
tulang tidak dapat dikatakan berkembang melainkan tumbuh. Begitu juga material
pribadi, seperti kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama tidak
dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang melainkan
mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan yang
terjadi pada bagian-bagian material, tetapi pertumbuhan itu sendiri mempunyai
fisik kesatuan dan keumuman, dalam hal ini suatu organisme.[1]
Pertumbuhan
(Growth) sebenarnya merupakan sebuah
istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih
bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002),
mengartikan pertumbuhan sebagai suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai sebagai suatu keseluruhan.
Menurut
A. E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitafif. Yaitu
yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan
Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jazad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai
akibat dari adanya perbanyakan (multiplication)
sel-sel.[2]
Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental, dalam
peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran dari
hal-hal yang telah ada.[3]
Dari
beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk perubahan.perubahan yang kuantitaif, yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan
kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat
jika kita misalnya mengatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berfikir,
pertumbuhan kecerdasan, dan sebagainya. Demikian juga tidak tepat jika
dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan
penginderaan, dan sebagainya. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, dan
kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berarti
bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya.[4]
2.
Perkembangan
Perkembangan
merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitaif, melainkan
kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materi, melainkan pada
fungsi fungsioanal. Perubahan suatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses
pertumbuhan materi yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan dismping itu
disebabkan oleh perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian, kita
boleh merumuskan pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif
dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.[5]
Menurut
Redi Akbar Hawadi (2001), “Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir kematian”.
Menurut
E.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses
kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali”
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang barlangsung dari
tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap
ketahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju.[6]
Dalam
arti lain bahwa perkembangan itu adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang
lebih maju dan lebih dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut
proses.[7]
Ciri
perkembangan menunjukkan gejala yang secara relatif teratur, sehingga
terjadinya pola perkembangan sistematik. Atas dasar hal tersebut, para ahli
merumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip perkembangan. Beberapa prinsip
perkembangan antara lain :
a. Perkembangan
merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwan yang berlangsung dalam proses satu
kesatuan yang menyeluruh (integrated).
b. Setiap
individu mempunyai kecepatan perkembangan.
c. Perkembangan
seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan
berirama.
d. proses
perkembangan berlangsung secara berkesinambungan.
e. Antara
aspek perkembangan yang satu dengan aspek yang lain saling berkaitan atau
berkolerasi secara signifan.
f. Perkembangan
dipengaruhi oleh Hereditas dan lingkungan.[8]
B. Aspek Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan
yang menyangkut perubahan materil dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi
oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek itu sendiri saling berhubunga.
Adapun aspek aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi :
1. Anak
sebagai keseluruhan
Anak
sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi daninteraksi dari setiap aspek
kepribadian yang ia miliki.intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmania,
kesehatan jasmanianya sangat dipengaruhi oleh emosiemosinya, sedangkan emosi
emosinya dipengaruhi oleh keberhasilannya di sekolah, kesehatan jasmanianya,
dan kapitas mentalnya. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun sosial
sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang pribadinya
dan aktivitas sehari harinya.
2. Umur
mental anak mempengaruhi pertumbuhannya.
Umur
mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak menentukan
prestasi belajarnya. Penelitian tentang hubungan antara prestasi belajar dengan
pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil penelitian menentukan
adanya hubungan yang erat antar prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat
kematangan anak.
3. Permasalahan
tingkah laku sering berhubungan dengan pola pola pertumbuhan.
Kita
harus menyadari, bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan situasi situasi tertentu
yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak yang pertumbuhannya
cepat, lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan problem-problem
pengajaran. Anak memiliki energi yang diperoleh dari makanan dan gizi. Energi
anak digunakan untuk :
a. Aktivitas-aktivitas
b. Pertumbuhan
Tatkala
energi banyak digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas anak menjadi
berkurang. Tatkala energi banyak di gunakan untuk aktifitas, makapertumbuhan
anak menjadi lambat dan bahkan seolah-olah istirahat.[9]
4. Penyesuaian
pribadi dan sosial mencerminkan di namika pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan
tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan orang tua, guru-guru dan
teman-teman sebayanya, tercermin didalam penyesuian sosialnya. Anak yang tidak
menunjukkan kelainan-kelainan menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu dapat
berarti,bahwa pertumbuhan anak itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami
oleh anak dapat menyebabkan kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri
dalam pergaulan.[10]
C. Hukum-Hukum Pertumbuhan
1. Pertumbuhan
adalah kuantitafif serta kualitatif
Pertumbuhan
mencakup dua aspek perubahan yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan
kualitatif. Perubahan kuantitaif mencakup “division”
dan perbanyakan kromoson sel-sel, penambahan jumlah seperti gigi, rambut,
pembesaran materil jasmania. Hal yang demikian, kejadiannya dapat kita sebut
sebagai “tumbuh”. Disamping itu, ada
perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis, dan
penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian
semacam itu dapat kita sebut “bertumbuh”.
Mengenai
hal ”tumbuh” sudah jelas konteksnya
yaitu materil jasmaniah, sedangkan hal “bertumbuh´disamping
menyangkut aspek jasmani ( struktur dan fungsi ), juga dapat dihubungkan dengan
aspek rohania ( bertambahnya kesan, ide, dan pengetahuan sebagai akibat dari
belajar ).
Antara
tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa, namu keduanya terjadi secara
sambung-menyambung dan saling menunjang. Dengan demikian, dalam pertumbuhan
terjadi dua proses yang hampir berbarengan, yaitu proses pertumbuhan sendiri
dan proses pematangan.pertumbuhan dapat diamati misalnya dengan adanya
pertambahan besar tubuh, sedangkan pematangan ditandai dengan adanya perubahan
dalam struktur tubuh beserta fungsi-fungsinya. Perubahan struktur dan
fungsi-fugsi jasmani dapat disebut orang sebagai perkembangan jasmani. Disnilah
batas u jasmaniaa, yaitu dalam hal struktur dan fungsi.[11]
Perubahan
struktur fisiologis dapat menyebabkan adanya perubahan emosional. Perubahan
emosional ini menumbuhkan perangai pribadi manusia. Deferensiasi struktur dan
akumulasi pengalaman menghasilkan reaksi-reaksi emosional yang lebih kompleks.
Perubahan fungsi-fugsi fisiologis seperti otak dan sistem saraf menghasilkan
pertumbuhan kapasitas intelektul dan kecakapan untuk melakukan sesuatu.inilah
kenyataan pertumbuhan kualitatif dari manusia yang prosesnya kearah kematangan.
2. Pertumbuhan
merupakan suatu proses yang berkesinambingan dan teratur
Pertumbuahan
merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai
pada keadaan kompleks. Kesinambungan pertumbuhan ini pada manusia dapat kita
renungkan, tidak berkecakapan secara berangsur-angsur dapat menjadi orag yang
kuat, berdiri sendiri dan berkecakapan dalam menghadapi ujian hidup. Hal ini,
disebabkan karena manusia tumbuh terus melalui urutan-urutan yang teratur
didalam organismenya. Manusia mulai hidup dalam keadaan tak berdaya,
bergerak-gerak dalam kandungan. Struktur tubuh semakin sempurna, tubuh semakin
besar. Waktu dilahirkan, bayi dalam keadaan lemah, hanya dapat berbaring dan
bergerak-gerak. Lama-kelamaan bayi dapat memiringkan badan melengkuk, merayap,
dan seterusnya. Kita tidak dapat menjumpai seorang anak yang bisa berjalan
sebelum ia dapat merangkap dan belajar berdiri. Ini semua menunjukkan, bahwa
pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur. Tentu
saja pertumbuhan perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar. [12]
3. Tempo
pertumbuhan adalah tidak sama
Urutan
atau sequence pertumbuhan tidak
bergerak dalam waktu yang konstan. Disamping itu, indikator-indikator
kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur. Ada saat-saat dimana
pertumbuhan berlangsung cepat, dan ada pula saat-saat dimana pertumbuhan
berlangsung lambat. Selama masa bayi dan pra sekolah, anak mengalami
pertumbuhan pesat. Dan
indikator-indikator kematangan muncul silih berganti secara cepat. Pada
masa sesudah pra sekolah hingga pada usia sekolah pertumbuhan anak menjadi
lambat. Ini tidak berarti bahwa perubahan-perubahan penting tidak berlangsung.
Pada masa remaja, pertumbuhan anak berlangsung secara pesat menuju tingkat
kedewasaan jasmani.
4. Taraf
perkembanagn berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda beda.
Tidak
semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan kapasitas
intelektual berkembang dengan taraf yang
sama dalam waktu yang sama. Sebagai contoh, orang tua serig hawatir yang
berhubung anaknya yang berumur satu tahun dapat menyebutkan tiga anatu sampai
tujuh kata, tetapi pada umur tiga atau empat bulan berikutnya jarang sekali
menyebutkan kata-kata baru, bahkan beberapa kata yang pernah dikuasai menjadi
terlupakan. Perkembangan bahasa anak tidak sama cepat dengan perkembangan
fungsi jasmani. Pada suatu ketika perkembangan bahasa anak mengalami kelambatan
akibat adanya perkembangan pesatpada fungsi-fungsi jasmaninya. Perkembangan
pesat pada fungsi-fungsi jasmani memerlukan banyak energi, akibatnya energi
untuk perkembangan bahasa menjadi berkurang.
5. Kecepatan
serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh kondisi-kondisi didalam dan
diluar badan.
Kondisi-kondisi
lingkungan internal seperti gizi, aktifitas, istirahat, dan tekanan kejiwaan,
kesehatan jsamani, dan sebagainya snagat menentukan kecepatan pertumbuhan serta
keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan per individu.
Lingkungan
dimana individu hidup yang jelek dan kurang bersih akan mengganggukesehatan,
lingkungan sosial yang kacau dan kurang toleran akan mengganggu ketenangan
jiwa, lingkungan yang sibuk dan menentang aktifitas akan mengurangi istirahat.
Keadaan lingkungan eksternal semacam itu sangat mempengaruhi kecepatan dan
keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan kepada individu. Apabila kondisi
lingkungan eksternal adalah positif , maka pertumbuhan lebih cepata dan
keterlibatan potensi-potensi akan lebih luas. [13]
6. Masing-masing
individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
Tidak
semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama. Ini terbukti, bahwa
beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain yang pendek. Ada yang gemuk dan
ada pula yang kurus, ada yang putih dan ada yang hitam, dan ada yang tampan dan
ada pula yang kurang tampan dan sebagainya.
Keunikan
pertumbuhan pada masing-masing individu itu antara lain disebabkan oleh :
a. Perbedaan
kondisi lingkungan internal
b. Perbedaan
kondisi lingkungan eksternal
c. Perbedaan
materi herediter ( turun temurun)
d. Perbedaan
aktivitas
e. Perbedaan
kondisi fisiologis seperti cacat fisik,
f. Perbedaan usia
g. Perbedaan
jenis kelamin
h. Perbedaan
hasil belajar
7. Pertumbuhan
adalah kompleks, dan semu aspeknya saling berhubungan
Banyak
kegagalan dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan timbal balik dalam
pertumbuhan individu yang disebabkan karena pertumbuhan sendiri merupakan suatu
proses yang kompleks, sedangkan berbagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu
saling berhubungan. Kita takkan mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi pengenalan tentang apa yang dipikir
dan dirasakan oleh anak. Sama halnya kita takkan mungkin perkembangan mental
anak tanpa mengenal jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat
hubungan yang sangat erat antara penyesuaian anak disekolah dengan perangai
emosinya ,kesehatanjasmani,dan kapasitas mentalnya.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
makalah ini kami dapat menyimpulkan :
1. Pertumbuhan
mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran atau fungsi-fungsi mental, dalam
peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran dari
hal-hal yang telah ada. Sedangkan perkembangan itu adalah suatu perubahan,
perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Secara teknis, perubahan
tersebut biasanya disebut proses.
2. Aspek-aspek
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah anak sebagai keseluruhan, umur mental anak
mempengaruhi pertumbuhannya, permasalahan tingkah laku sering berhubungan
dengan pola-pola pertumbuhan, penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan
dinamika pertumbuhan.
3. Hukum-hukum
pertumbuhan yaitu pertumbuhan itu kuantitif dan kualitatif, pertumbuhan itu
berkesinambungan dan teratur, tempo pertumbuhan adalah tidak sama, taraf
perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda, kecepatan serta
pola pertumbuhan didomifikasi oleh kondisi-kondisi didalam dan diluar badan,
masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik, pertumbuhan
adalah kompleks dan semua aspeknya saling berhubungan.
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Dalyono
M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT.
Rineka Cipta : Jakarta
Djaali
H. 2009. Psikologi Pendidikan. Cet.
4. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Desmita.
2009. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Cet. I. PT. Remaja Rosda Karya : Bandung.
Fauzi
H. Ahmad. 2008. Psikologi Umum. Cet.
4. PT. Pustaka Setia : Bandung.
Suryabrata
Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan.
PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta.
[1] H. Djaali, Psikologi Pendidikan, PT Bumiaksara, Jakarta, cet. Keempat, 2009,
hal. 16.
[2] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
cet. Pertama, 2009, hal. 10.
[3] H.Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung,
cet, Keempat, 2008, hal. 72.
[4] Desmita, Lo. Cit . Hal. 10.
[5] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal. 78-79.
[6] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
cet. Pertama, 2009, hal. 9.
[7] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2006, hal. 170.
[8]H. Djaali, Op. Cit. Hal. 21.
[9] Ibid, M. Dalyono. Hal. 72-73
[10] Ibid, hal. 73-74.
[11] Ibid, hal. 68.
[12] Ibid, hal. 69.
[13] Ibid, hal. 70-71
[14] Ibid, hal. 71-72.